30 December, 2008
: kepada santi
kita berduyun, sedang hujan datang
sendiri. Menggoyangkan cemara muda
tempat kita berteduh
senja itu
siapa di antara kita yang teringat ibu?
kampung halaman tak lagi mengirim angin
hanya selembar potret dalam hati
dengan gambar begitu samar
mempercakapkan genangan danau dan demam
yang dikepung ribuan kota
dalam kesepian matamu
sebentar lagi gelap
engkau boleh pulang setelah makan, — hiburmu
Maka kita pun menyalakan tungku
aku mengunyah keratan pertama masa silammu
engkau menghisap bagian paling hitam
jantungku. Darahku
sempurna
lama.
Hujan tak pernah sampai ke stasiun
gelap yang datang lapar juga
menelan jalan puisi di depan kita
: aku buta arah tempuh
engkau kehilangan waktu
kita tak pernah bisa pulang
nanoq da kansas
Kategori PUISI
2 Comments:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
aah, ... kesedihan yang teramat panjang ...
siip bli namoq, salam