29 October, 2008

dapatkah engkau memasang beberapa huruf
dan gambar-gambar dengan sedikit saja
berita kesedihan, o, sahabat-sahabatku yang gembira?
aku ingin mengirim puisi ke dalam faximile-mu
dengan bahasa yang belum ada dalam kamus. Soalnya
setiap perjumpaan selalu engkau ceritakan perkabungan
walau kematian bukanlah akhir dari pertemuan

tulislah sesekali cinta dalam headline. Aku
perlu bacaan sederhana, seteguk penawar mimpi buruk
setelah jam-jam kerja dihabiskan tv dan radio
dengan upacara pembantaian di setiap kedaulatan manusia

tulislah cinta
sesekali saja, walau itu hanya dongeng

nanoq da kansas




perjalanan terus menyusun kabar demi kabar. Membentuk
sejarahnya sepanjang mimbar di halaman koran pagi.
Seperti keinginan kemarau memaknai banjir,
sementara hatimu tak hentinya
memenggali hulu sungai. Cakrawala apakah
yang dilukis laut
pada pesisir percintaan nasib dan
pendewasaan anak-anak kita?

lebih sering aku tak mempercayai telepon. Percakapan
yang dihisap bayang-bayang, walau engkau
memastikan jujur. Orang-orang kian banyak berangkat
lalu kehilangan alamat

aku masih berpegang pada mawar di tengah percepatan
yang diderita kampungku. Maka
teleponlah aku pada angka-angka yang belum
sempat dicatat jam, daftar menu atau kalkulator

dan engkau mungkin tak salah

sampai jumpa di dering berikutnya

nanoq da kansas




di persimpangan sejarah kita bersulang senyum
sambil mempercakapkan kelahiran demi
kelahiran benda di etalase mimpimu, jurang-jurang
atau gang-gang gemerlap
yang dingangakan kecemasan metropolitan
wahai, kita lupa pernah duduk bersama
di depan mesin jahit merangkai
perca-perca dari potongan bahasa tanah

nanti sekali, di seberang ruang kelas anak-anak
di balik perangkap laba-laba usia
kita pun akan menghitung dengan sederhana
pasangan merpati mengenang pohonan
yang disisakan ruang tamu

sesudahmu

nanoq da kansas