21 July, 2008

di tepi ranjang
sebuah mimpi dapat terencana
dan tumbuh seperti sebidang kebun bunga
tapi di manakah engkau
ketika kepompong itu menetas?
seekor laba-laba betina
dengan penuh cinta mengunyah langit-langit
kamar hatiku

gang panjang di depan rumah menggeliat
menggeser rambu-rambu dan akar pohonan
anak-anak berlarian di bawah cuaca gamang
di ruang kerja mesin ketik itu bergerak
menetaskan berjuta-juta lembar poster dan slogan
ajaib, ada saja yang butuh demonstrasi
tapi adakah yang teringat
prihal cara menangis yang sederhana?

di meja makan
sebagian demi sebagian peta sebuah negeri tercabik
tapi yang sesungguhnya menakutkan
ada cabikan terbakar sepanjang musim
debunya membentuk gurun yang aneh
seperti wilayah ditinggalkan cahaya