17 November, 2008

bersama pelukis made suta kesuma

I
seperti teratai, lihatlah
teratai patah tubuhku. kolam hitam
lumpur dunia diombakkan waktu
bergesekan batu-batu cinta purbaku
membentukmu

II
engkau menangis, semalam
padahal aku terbunuh dalam mimpimu
pagi-pagi kita bertemu. aku
sebentuk debu

III
mimpimu andaikan bunga teratai
daun teratailah mayatku
ke dalam kolam kita diikat waktu
tubuh sebatas adonan lumpur. di permukaan
dunia memaknai

nanoq da kansas




:loloan – bali

ketika memeluk tubuhmu, dara
serasa telah kugenggam seluruh beban
dunia. lalu aku mengira
telah kita habisi segala kecurangan
permainan dalam sisa-sisa peradaban

tapi malam yang jatuh
di sekeliling kolam teratai matamu
semakin mempertegas kehilangan kita akan
waktu. dan seperti roda kereta kuda
kita pun diputar dengan kekuatan cemeti
memasuki perangkap
yang menghela kampung kita
menuju daratan yang sama sekali
asing

selesai menciummu, dara
pagi yang pucat
mendapatkan selembar jilbab masa silammu
yang jatuh semalam di bawah bayang
bayang gerhana pertemuan kita
berdebu!

maka kehilangan kita pun kian sempurna
bila anak-anak menanyakan
nama asal kampungnya

nanoq da kansas