22 March, 2009

cintaku padamu, ika
jatuh seperti bola embun
di musim yang tak sepenuhnya jujur
mencair dalam kehangatan cahaya pertama
terang yang lebih memberiku silau

sekali waktu kuingin tubuhmu
lebih sempurna dari yang dapat kusentuh
hingga dapat kubayangkan tuhan
melingkarkan lengan ajaibnya bagi nasibku
: seorang pemabuk tanpa kartu pengenal
yang merindukan kebun anggur
menjadi milik setiap orang
tanpa harus membakar hunian serangga

cintaku padamu, ika
seharusnya bisa merdeka seperti mimpi
atau lebih tajam dari rasa lapar
yang telah membangun persengketaan di bumi
agar anak-anak yang lahir dari rahimmu nanti
dapat memahami penderitaannya
hanyalah bagian kecil dari permainan waktu
hingga mereka tak lagi butuh pedang
untuk menulis sepenggal sejarah

nanoq da kansas

7 Comments:

  1. Anonymous said...
    Nok. Mun urang bogoh ka awewe ngomong langsung, we! moal bisulan ieu. kalau ga ngarti nanti saya kirim tranleter. tapi puisinya gooooooooooood buangeeet
    Anonymous said...
    Kalau saya jadi Ikanya bingung mau bales. Abis romantis abissssssssssssss. Ah!
    KY said...
    kembali menikmati dunia yang sepi, yang sendiri meski hadir dengan segala macam warna kehidupan dari puisi panjenengan bli nanoq,

    lama tak berkunjung
    bikin aku jadi lama tercenung

    di sini ..
    yang jauh dari
    hingarbingar
    dan bisingnya dunialuar
    Lia Salsabila said...
    mantab kak sajaknya....
    cinta yang amat mendalam
    tak lepas juga dari cinta semesta

    hiks...romantis...

    salam kenal
    denyarelektrik said...
    baca sajak-sajak di blog anda ini bikin saya malu.soalnya saya suka cengar-cengir kalo orang2 memuji sajak saya. padahal (setelah baca sajak2 mu aku baru sadar) sajak ku sangat2 dangkal! salam kenal!!!
    Anonymous said...
    wah, aku masih inget puisi ini... jadi inget seribu jendela deh...
    Kurniawan Yunianto said...
    aku menikmati puisi ini ... hehe apakabar blih nanoq .. lama aku tak ke sini .. katakata telah mencapai pada sebuah tatarannya

Post a Comment