29 August, 2008
lalu dia datang juga, ais. Kereta
malam itu – pluitnya yang getir
mengisyaratkan jarak yang akan mengirim
percakapan kita pada garis hitam putih
jalanan. Lalu
sejenak waktu akan hampa
andai aku selembar daun pohonan surabaya
yang dijatuhkan nasib di permukaan kalimas
maka akulah perjalanan panjang itu
kelelahan menjadikanku sempurna
memerankan lelaki. Berabad-abad
setelah perempuan bersembunyi dalam tubuhku
ajaib. Bau hutan – bau lautan
yang terbakar gemuruh kota
kutemukan menjadi hujan di matamu
lalu
subuh di kemarau jiwaku
berkemas menerima cahaya pertama
bagi sebuah musim tak bernama
Kategori PUISI
0 Comments:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)