29 August, 2008

melengkapi percintaan kita yang sederhana
kukirim kepadamu sebuah sungai
mata airnya kuminta dari bintang di gunung
setelah ia ajarkan padaku
kejujuran langit membagi cuaca
untuk memberi nama musim demi musim
bumi kita yang jenaka

lalu muaranya kugali di pasir pantai
sebagai tanda keterbatasan
pengenalan kita pada pesisir takdir
yang disimpan ombak setelah angin
mengantar mimpi-mimpi
pada kesamaran tangis-tawa

begitulah kucairkan tubuh-hatiku
menempuh keteguhan batu-batu
menyelami kesetiaan riwayat daun
yang gugur menjadi susu bumi
kembali ke sumsum ibu
dan engkaulah ibu, karena
engkau melayarkan bintang
tanpa takut terdampar
di pasir hitam
pantaiku yang tak selalu bening



0 Comments:

Post a Comment